13 Maret 2008

HISTOPLASMOSIS: DIAGNOSA LABORATORIK DAN IDENTIFIKASI

HISTOPLASMOSIS: DIAGNOSA LABORATORIK DAN IDENTIFIKASI

Oleh :
Amin Dyah Utami ( KH/5501 ), Alim Islamawati ( KH/5526 ), Evita Mawar Ayu Respati (KH/5574 ), Utami Ningsih (KH/5600 ), Julvina Kusumastuti ( KH/5607 )

Histoplasmosis adalah infeksi dengan bermacam gejala dan tingkat keseriusan. Biasanya berpengaruh pada paru-paru. Saat merusak bagian dari tubuh yang lain, disebut disseminated histoplasmosis.Histoplasmosis adalah infeksi jamur dengan berbagai macam gejala dan tingkat keparahan. Biasanya menyebabkan sebuah akibat dalam waktu singkat, infeksi paru-paru yang susah diobati. disseminated histoplasmosis dapat berakibat mematikan. Jamurnya hidup di tanah, terutama tanah yang kaya kotoran kelelawar dan burung. Orang dihinggapi histoplasmosis saat bernafas di daerah berdebu yang mengandung jamur tersebut.Histoplasmosis dapat diobati dengan obat pembasmi jamur. Untuk mencegah histoplasmosis:
Histoplasmosis disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, suatu jenis jamur. Jamur Histoplasma capsulatum var. capsulatum (Ajellomyces capsulatus) ini merupakan suatu jamur dimorphic yang tumbuh subur di tanah sebagai jamur dan sebagai ragi pada binatang atau manusia. Jamur ini menghasilkan spora yang dapat terhirup saat berada di udara. Spora adalah sebuah bentuk pertahanan jamur yang dapat membuatnya hidup pada sebuah lingkungan untuk waktu yang lama.

IDENTIFIKASI

Mycosis sistemik dengan spektrum klinis yang bervariasi, dengan lesi utama terjadi pada paru-paru. Walaupun infeksi sering terjadi, namun penyakit ini muncul dengan gejala klinis yang jelas sangat jarang. Lima bentuk gejala klinis sebagai berikut sering ditemukan:
1) Tanpa gejala dan hanya ditandai dengan gejala hypersensitive terhadap histoplasmin.
2) Berupa tumor pernafasan akut yang jinak, dengan variasi mulai dari penyakit yang ringan pada saluran pernafasan sampai dengan tidak dapat melakukan aktivitas karena tidak enak badan, demam, kedinginan, sakit kepala, myalgia, nyeri dada dan batuk nonproduktif, kadang-kadang timbul erythema multiforme dan erythema nodosum. Ditemukan adanya pengapuran kecil-kecil tersebar pada paru-paru, pengapuran pada kelenjar limfe, hiler dan limpa merupakan gejala lanjut dari penyakit ini.
3) Histoplasmosis disseminata akut dengan demam yang menguras tenaga, gejala GI, timbulnya gejala supresi sum-sum tulang, hepatosplenomegali, limfadenopati dan yang berlangsung cepat, lebih sering terjadi pada bayi, anak muda dan pasien dengan gangguan kekebalan termasuk mereka dengan AIDS. Tanpa pengobatan benar, bentuk penyakit tersebut biasanya mengakibatkan kematian.
4) Histoplasma kronis disseminata dengan demam ringan berlanjut, kehilangan berat badan, lemah, hepatosplenomegali, abnormalitas hematologi ringan dan penyakit fokal (seperti endocarditis, meningitis, ulcus pada mukosa mulut, laring, sakit perut atau muncul sebagai penyakit pada saluran pencernaan dan penyakit Addison). Bentuk penyakit tersebut berlangsung secara subakut dengan perjalanan penyakit lebih dari 10-11 bulan dan biasanya mematikan apabila tidak diobati.
5) Sakit paru-paru kronis dengan gejala klinis dan radiologis menyerupai tuberculosis paru kronis dengan caverne, terjadi paling sering pada usia pertengahan dan pria berusia tua dengan penyakit yang mendasari berupa emfisema dan berlangsung selama beberapa bulan atau tahun dengan periode inaktif dan kadang-kadang sembuh secaraspontan (tiba-tiba).

DIAGNOSA LABORATORIK
Diagnosa klinis ditegakkan dengan kultur atau ditemukannya jamur pada sediaan apus dengan pengecatan Giemsa atau sediaan apus dengan pengecatan Wright yang diambil dari eksudat ulcus, sum-sum tulang, sputum atau darah; teknik pengecatan khusus penting dilakukan untuk bisa melihat jamur-jamur pada sediaan biopsi yang diambil dari hati dan ulkus atau kelenjar limfe paru. Dari berbagai jenis pemeriksaan serologis yang ada saat ini, maka pemeriksaan imunodifusi adalah yang paling spesifik dan dapat dipercaya. Terjadinya peningkatan pada titer CF dengan paired sera mungkin ditemukan pada awal nfeksi akut dan sebagai bukti dari penyakit aktif; meskipun demikian, hasil skin test yang positif terhadap histoplasmin yang baru saja dilakukan akan meningkatkan titer terhadap bentuk mycelial, dan dengan pemeriksaan serologis dapat terjadi reaksi silang dengan mikosis lain. Hasil tes positif palsu cukup banyak terjadi dibandingkan dengan hasil pemeriksaan serologis yang negatif tidak menyingkirkan diagnosa. Deteksi antigen pada serum atau urin berguna untuk menegakkan diagnosa dan digunakan untuk memantau hasil pengobatan histoplasmosis disseminata. Pemeriksaan skin test terhadap histoplasmin bermanfaat pada studi epidemiologis namun bukan untuk menegakkan diagnosa karena hanya untuk mengindikasi adanya exposure jamur..
Dalam agar Sabouraud pada suhu 25 o C, koloni tyerl;ihat berwarna putih seperti kapas sampai berwarna krem pada awalnya setelah itu menjadi kemerahan sampai coklat. dua macam spora dihubungkan dengan hifa bersepta kecil, halus dengan microconidia berbentuk bundar sampai pyriformis. bahkan pada cabang lateral yang pendek atau yang langsung dari bagian dasar ; microconidia yang kecil dan besar atau chlamydospora dengan diameter 7 – 18 ยตm yang bundar, berdinding tebal dan ditutupi dengan chlamydospora tuberculate (penonjolan seperti gagang pintu).
Dalam agar darah pada suhu 37 oC, koloni berbentuk kecil, putih dan yeast-like dan memproduksi sel yeast-like. CFT sangat berguna; titer yang muncul signifikan, titer lenyap dalam waktu sekitar 9 bulan. Tes immunodifusi dan counterimmunoelectrophoresis juga berguna.

Daftar pustaka:
Bailey and Scott. 1962. Diagnostic Microbiology. London : The C.V. Mosby Company.
Carter, G.R and Wisw, Darla.J. 2004. Essentials of Veterinary Bacteriology and Mycology, 6th edition. Ames, Iowa : A Blackwell Publishing Company.
Chin, James. 2000. Manual Pemberantasan Pentyakit Menular, edisi 17. Jakarta : Bakti Husada.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

apakah pertumbuhan Histoplasma selalu berhasil pada temperatur suhu 37 derajat celcius?jelaskan alasannya?