07 Maret 2008

ASPERGILLOSIS : ASPEK IMMUNOLOGIS

ASPERGILLOSIS : ASPEK IMMUNOLOGIS

Oleh :

Hafidh Nur Ubay (KH/5789), Kristanto B. A. (KH/5790), Joko Purnomo (KH/5784), Ditya Bayu P. (KH/5723), Barlian P. (KH/5664)

Infeksi jamur Aspergilosis yang merupakan penyakit mikosis visceral dan banyak dijumpai di daerah tropis ini disebabkan oleh Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger atau spesies Aspergillus lainnya. Jamur-jamur yang dapat bersifat patogenik fakultatif ini sebenarnya banyak dijumpai sebagai saprofit pada tempat-tempat yang basah dan lembab, misalnya di dalam lubang galian tanah, di ruang bawah tanah, pada luka-luka yang terbuka, bahkan juga di dalam makanan.





Jamur Aspergilllus ini di bawah mikroskop menunjukkan gambaran khas berupa konidiofor yang merupakan pembesaran di ujung hifa. Dalam jaringan, eksudat atau dahak, jamur berbentuk filament bersepta. Pada biakan Agar suboraud yang dieramkan pada suhu 370-400 C, akan tumbuh koloni berwarna kelabu kehijauan dengan bentukan seperti kubah yang berada di tengah konidiofor.

Individu normal ada mekanisme yang menolak infeksi olek konidia Aspergillus yang terhirup. Studi pada tikus dapat ditunjukkan bahwa makrofag alveoli berfungsi sebagai pencegah germinasi conidia, tetapi tidak dapat membunuh secara cepat. Di sisi lain sel mucociliary efektif untuk membersihkan conidia dari paru-paru.

Respon imun humoral di pasien dengan ABPA dan Aspergilloma dapat dipelajari dengan baik. Serum dari pasien ABPA menunjukkan level yang tinggi dari lgE. Menurut Brummung dkk, peningkatan level dari IgE dan IgG merupakan bukti kenaikan dari level semua isotope pada pasien yang disebabkan oleh Aspergillus. Kurup dkk. , dapat menunjukkan peningkatan level IgG1 dan IgG2 pada pasien ABPA. Kondisi yang sama juga terjadi pada pasien Aspergilloma. Perbedaan respon imun humoral disebabkan oleh partisipasi dari bermacam-macam antigen. Serum antibody pasien ABPA bereaksi dengan Ag-protein dari Aspergillus fumigatus. IgG1 san IgG2 biasanya ada di serum penderita ABPA. Pada pasien Aspergilloma reaksi terjadi dengan Ag-karbohidrat dan glikoprotein dan IgG1 biasanya lebih banyak daripada IgG2. hal ini bias dipakai untuk membedakan ABPA dan Aspergilloma berdasarkan responImmunoregulator.

Ag-Aspergillus fumigatus dapat menginduksi proliferasi limfosit pada pasien ABPA jika dibandingkan dengan pasien yang positif pada reaksi tes kulitnya dengan Aspergillus fumigatus. Antigen ini juga dapat menginduksi trsnsformasi limfosit pada pasien ABPA. Analisis dari darah perifer terhadap fenotipik limfosit, menunjukkan peningkatan yang nyata T-helper atau Cell-mediumte cysstotoksikity juga meningkat pada pasien ABPA dan Aspergilloma.

Kebanyakan dari penelitian awal meliputi efek dari antigen. Filtrate dari kultur dan ekstrak miselium telah diketahui mengandung sejumlah komponen antigen yang mampu menimbulkan reaksi di serum pasien. Antigen ini meliputi protein heterogenous, karbohidrat dan glikoprotein.

Tes serologi amatlah penting untuk membantu diagnosis yang efektif dari berbagai tipe Aspergillosis. Berbagai tes dengan sensitifitas yang berbeda dikembangkan terus untuk mendeteksi antibody dalam pasien Aspergillosis.

a. Immunodiffusion (ID)

Merupakan teknik yang digunakan secara luas untuk serodiagnosis dari Aspergillosis. Antigen yang digunakan dalam ID berupa ekstrak dari miselium atau filtrate dari kultur yang bebas dari substansi C-reactive.

b. Immunogold Assay (IA)

Digunakan untuk mendeteksi IgG dan IgE spesifik dari Aspergillus fumigatus.

c. RIA

Antigen disediakan oleh disrupsi ultrasonic dari miselium Aspergillus fumigatus yang diikuti oleh presipitasi ammonium sulfat. Bagian antigen radiolabeled trichloroaceticacid-soluble digunakan untuk mendeteksi antibody dari Aspergillus fumigatus.

d. ELISA

Tes ini sangat sensitive dan dapat dipercaya. ELISA umumnya digunakan dengan sukses untuk mendeteksi IgG terhadap Aspergillus fumigatus dalam serum penderita Aspergillosis, tetapi teknik ini tidak sensitive untuk mendeteksi IgE atau sublas IgG-spesifik yang konsentrasinya rendah.

Sumber :

Budiyanto, Moch. Agus Krisno.2004.Mikrobiologi Terapan. Malang: UMM Press
Soedarto.2003. Zoologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press
www.njmoldinspection.com/asper
gillus/brain9.jpg
www.michigan.gov
www.njmoldinspection.com/.../images/vet10.jpg
www.aapredbook.aappublications.org/week/009_12.jpg




5 komentar:

Anonim mengatakan...

berbicara tentang jamur aspergilus sp, rasanya tidak hanya kerugiannya. namun dari jamur jenis itu kita dapat mengambil keuntungan, seperti aspergilus wentii maupun a. oryzae yang dapat igunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap. yang inin saya tanyakan apakah ada perbedaan yang mencolok antara jenis aspergilus yang merugikan dan yang menguntungkan seperti kedua contoh di atas??? terimakasih.

renard fabian (kh/5634)

Anonim mengatakan...

maksud saya perbedaan dalam hal komposisi tubuhnya, apakah ada perbedaan sehingga berbeda spesies aspergilus, berbeda pula fungsi/efeknya...

Anonim mengatakan...

apa sih sebenarnya yang diambil untuk membuat tes serologis itu...

Anonim mengatakan...

mengapa immunogold Assay spesifik unt Aspergillus fumigatus???
tolong di jelaskan kayak pada imunodifusion and RIA dums.,.,

thz

alchemist wannabe mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.