13 Maret 2008

Cryptococcosis : Diagnosis Laboratorik dan Identifikasi

Cryptococcosis : Diagnosis Laboratorik dan Identifikasi


Oleh:
Wulan Septya Dini KH/5767, Heni Wahyu Prabawanti KH/5779, Niken Respati Maharani KH/5781, Jatu Nur Indah P. KH/5783

Cryptococcosis adalah suatu penyakit fungal sistemik systemic yang menyerang pernapasan, terutama rongga hidung, CNS, mata, dan kulit ( pada kucing terutama menyerang leher dan muka kucing). Penyebabnya adalah Cryptococcus neoformans, yang ada di lingkungan dan di dalam jaringan jamur.

Cryptococcosis sering dikelirukan dengan kasus mastitis karena pada sapi yang terinfeksi terdapat tanda-tanda yaitu anorexia, berkurangnya produksi susu, edema, kelenjar getah bening mengalami edema. Susu menjadi pekat, mucoid, dan berwarna putih gelap. Pada kuda, gejala klinisnya bahkan tidak tampak. Kuda terlihat mengalami sesak napas. Gejala klinis pada kucing berupa infeksi pada rongga hidung, bersin, mucopurulent, serous (bunyi sengau), hemorrhagi, edema subcutan, juga luka pada kulit yang berupa papula atau bongkol-bongkol kecil. Luka yang lebih besar cenderung menjadi bisul yang berupa serous eksudat pada permukaan kulit. Infeksi ini juga dikaitkan dengan penyakit saraf karena berhubungan dengan perubahan CNS, bahkan bisa mengakibatkan kebutaan.
Berbeda dengan kucing, pada anjing tampak gejala klinis yang berkaitan dengan kerusakan CNS dan kebutaan. Gejala klinis lain adalah meningoencephalitis, radang urat saraf yang berhubungan dengan mata, dan granulomatous chorioretinitis. Kadang juga ditemukan luka di dalam rongga hidung. Sekitar 50% anjing ditemukan infeksi pada paru-paru, ginjal, kelenjar getah bening, limpa, hati, gondok, pankreas, tulang, otot, myocardium, glandula prostata, klep hati/jantung, dan amandel.

Luka yang ditimbulkan berupa massa seperti agar-agar, mengandung banyak mikroorganisme yang menyebabkan radang di fase granuloma. Luka pada umumnya terdiri atas kumpulan organisme tanpa capsula di dalam suatu jaringan. Terlihat berupa macrophages dan sel raksasa dengan beberapa sel plasma dan lymphocytes. Epithelioid sel raksasa dan area necrosis lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan infeksi sistemik mycosis yang lain

DIAGNOSIS.

Diagnosis yang dilakukan adalah evaluasi cytologic dari nasal eksudat, eksudat kulit, CSF, atau sample dari paracentesis aqueous atau vitreous chamber dari mata atau nasal dan massa cutaneus yang berwarna kehitaman. Pewarnaan Gram dapat digunakan untuk mengidentifikasi jamur. Organisme mempertahankan warna kristal violet saat diwarnai dengan safranin. Pewarnaan Tinta India juga digunakan untuk mengidentifikasikan organisme, dimana tampak seperti siluet dengan latar belakang berwarna hitam. Namun, pada pewarnaan Tinta India tidak akan jelas seperti pada Pewarnaan Gram sebab lymphocytes, fat droplets, dan partikel pada Tinta India dikacaukan oleh organisme tersebut. Pewarnaan Wright paling sering digunakan untuk mendiagnosa anjing maupun kucing, tetapi pewarnaan ini dapat menyebabkan organisme menyusut dan perubahan bentuk pada kapsula. Pewarnaan Methylene Blue yang baru dan acid-Schiff berkala dianggap lebih baik daripada Pewarnaan Wright untuk alasan tersebut. Oleh karena kecepatan evaluasi cytologic dan hidroksida kalium, maka harus selalu dibuat suspect dari cryptococcal lesi. Jika organisme tidak terlihat, maka dapat diambil suatu biopsi luka, dengan menggunakan bagian dari sampel sebagai kultur dan sisanya untuk proses histology. Organisme dapat diwarnai dengan HE, tetapi kapsula tidak akan tampak. Organisme akan lebih mudah diidentifikasi dengan Pewarnaan PAS dan Gomori methenamine silver, tetapi kapsula juga tidak akan tampak. Pewarnaan yang paling baik adalah Mayer’S mucicarmine karena kemampuannya untuk memperjelas kapsula. Pewarnaan Immunofluorescent juga dapat digunakan. Kapsula yang besar dan dinding sel tipis dari Cryptococcus adalah yang membedakannya dengan Blastomyces. Cryptococcus tidak memiliki endospora, sehingga dapat dibedakan dengan Coccidioides immitis.


Pendeteksian cryptococcal antigen dalam serum, urin, atau CSF adalah suatu metode diagnosa yang bermanfaat karena dapat mengidentifikasi organisme dengan cepat pada kasus dimana Cryptococcus tidak dikenali. Titer Antigen juga dapat digunakan untuk menentukan respons pada therapy.
Organisme dapat dikultur dari eksudat, CSF, urin, dan sampel jaringan dengan mudah bila sampel tersedia dalam jumlah yang cukup. Sabouraud’S agar dengan zat pembunuh kuman (antibiotic) dapat digunakan jika kemungkinan terdapat pencemaran dari bakteri.

Daftar Pustaka : http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp?cfile=htm/bc/51105.htm&word=cryptococcosis www.medicastore.com
www.wikipedia.com

3 komentar:

Maria Mayliana KH/5697 mengatakan...

Diagnosis Cryptococcosis pada kucing dan anjing sering digunakan pewarnaan wright namun menyebabkan organisme menyusut dan perubahan bentuk pada kapsula.
Bagaimana mekanisme pewarnaan tersebut hingga dapat menyebabkan demikian?

Maria Mayliana KH/5697 mengatakan...

Maria Mayliana
KH/5697

Diagnosis Cryptococcosis pada kucing dan anjing sering digunakan pewarnaan wright namun menyebabkan organisme menyusut dan perubahan bentuk pada kapsula.
Bagaimana mekanisme pewarnaan tersebut hingga dapat menyebabkan demikian?

Anonim mengatakan...

Utk diagnosis cryptococcus..
Bgmn utk identifikasi C. Neoformans??
Koloni,kemampuan tumbuh pd suhu brp,keberadaan kapsul,enzim yg dihasilkan??