08 Maret 2008

PYTHIOSIS

PYTHIOSIS

Oleh:

Bahtiar Widya Kusuma kh/5716, Arya Satya Alloy kh/5719, Lastiko Harimurti kh/5690, Febrian Setyo Putro kh/5743, Muhammad Syaifudin kh/5573

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh aquatik patogen Pythium Insidiosum yang mana merupakan penyebab mycosis yang sering terjadi pada mamalia.mold ini tergolong kedalam Oomycetes.berdasar kasus yang terjadi yang pernah dilaporkan,setidaknya terdapat 2 bentuk penyakit ini,yaitu:Cutaneus/subcutaneus pythiosis dan gastrointestinal pythiosis.Pada pengecatan sampel yang terinfeksi dengan HE,tidak dapat dikenali dengan baik dan hanya dapat terlihat daerah yang terang yang dibatasi oleh dinding hifa.Penyakit ini dapat menyerang hewan dengan segala usia yang memiliki riwayat kontak dengan air yang tercemari oleh zoospora yang diproduksi oleh hifa Pythium insidiosum dan Lagenidium sp.


1.Cutaneus/subcutaneus Pythiosis

Saat hewan dengan luka kulit yang terbuka kontak dengan air yang tercemari oleh zoospora Pythium insidiosum,maka zoospora akan melakukan penetrasi kedalam kulit melalui luka tersebut.Selanjutnya zoospora yag telah berhasil masuk ke dalam kulit hospes,akan merusak dinding vesikel dan berenang lebih jauh kedalam tubuh untuk berikutnya akan melakukan kegiatan kemotaktik untuk menghancukan jaringan tubuh hospes.Kasus yang terjadi pada kuda,kulit yang terinfeksi terdapat bentukan seperti tumor dan berisi serosanguinosa discharge.Lesi ini biasanya terdapat pada limb dan ventral abdomen,tetapi juga dapat terjadi dibagian tubuh manapun.Kasus pada kuda yang telah kronis (lebih dari 4 minggu setelah infeksi),Pythium sp. Kemungkinan besar dapat menyebar sampai ke tulang.Lesi pada kulit yang terinfeksi juga mengandung “kunkers”dengan diameter 0,5-1,5 cm.Kunkers ini terdiri atas eosinofil yang telah mengalami nekrosis,hyfa dari Pythium sp.,dan pembuluh darah yang mengalami nekrosis.Tetapi kunkers ini tidak spesifik untuk Pythiosis.

2.Gastrointestinal Pythiosis

Kasus Gastrointestinal Pythiosis sering terjadi pada anjing.Anjing yang terserang penyakit ini akan mengalami enteritis granulomatosis yang kronis pada saluran pencernaannya,diare,vomit,anoreksia,depresi,dan kehilangan berat badan yang kronis.perubahan pada lambung dan duodenum merupakan organ yang paling terlihat pada anjing yang terinfeksi Gastrointestinal Pythiosis.Lesi pada lambung akan diikuti dengan adanya bentukan “coffe ground” pada abdomen dan pendarahan pada lambung tersebut.Ulcer yang juga terjadi pada gastrointestinal tract merupakan penyebab terjadinya diare berdarah pada kasus Gastrointestinal Pythiosis ini,baik berupa hematochezia maupun melena tergantung dari daerah ulcer itu berada dalam gastrointestinal tract.Selain itu lesi pada oropharyng juga terjadi pada infeksi penyakit ini.Pada kasus lesi oropharyng yang telah kronis akan menyebabkan megaesophagus akibat terjadinya hypersalivasi.Tetapi biasanya infeksi hanya ditemukan pada lymphonodus mesenterium saja.

Sumber Pustaka :

http:/www.google.com, Otomycosis Pythiosis in the Dog, Horse and Cat and Lagenidiosis in the Dog.mht
http:/www.google.com, Photo Gallery.mht

3 komentar:

Anonim mengatakan...

apakah kunkers yang saudara jelaskan dapat di operasi atau tidak???ato di amputasi gtu???

iNi materinya penting yaw,,tapi mengapa tidak di jelaskan usaha preventif atau pengobatan gtu....

terima kasih

Anonim mengatakan...

Ariya Satya Alloy KH/5719 menjawab

keberhasilan pengobatan phytiosis pada kuda dan anjing adalah sulit. phytium bersifat resisten terhadap antifungal karena dinding sel dan membran plasma menghasilkan ergosterol.
satu-satunya pilihan potensial untuk pengobatan phytiosis adalah dengan operasi dan penggunaan kemotherapi dengan terkontrol setelah operasi
untuk cutaneus phytiosis yang parah amputasi mungkin penting tetapi tidak dapat dilakukan pada kuda karena menyangkut estetika dan peribahasa mengatakan kuda dapat disebut kuda apabila keempat kakinya sehat sehingga apabila salah satu saja kaki kuda ada yang sakit,kuda tidak dianggap sebagai kuda.
treatment yang kami sarankan
untuk phytiosis gastrointestinal
kita lakukan operasi untuk memotong 2-3 cm setelah kanker apabila memungkinkan apabila tidak kita hanya mengangkat kankernya saja. keberhasilan operasi ini didasarkan atas keberhasilan kita dalam membersihkan sel-sel carsinoma yang ada diusus tersebut. so sel kanker harus terangkat. dilanjutkan dengan pemberian intraconazole dosis 10 mg/kg peroral 1x sehari dan terbinafine 5-10 mg/kg bb per oral 1 x sehari, dilakukan selama 2-3 bulan setelah operasi. uji serologis harus terus dilakukan dengan elisa, apabila antibodi turun drastis harus segera dihentikan.
untuk cutaneus phytiosis
penelitian menunjukkan vaksinasi sangat efektif untuk kutaneus phytiois pada anjing dan kuda. pada anjing hanya dengan pemberian vaksine 2 injeksi dalam 2 minggu sudah dapat menyembuhkan infeksi. tetapi harus tetap memperhatikan uji serologis apabila antibodi turun drastis harus segera dihentikan vaksinasinya.

untuk teman sejawat arga kh/5545 harap mengirimkan komen mengenai jawaban kami ini,

Anonim mengatakan...

Ariya Satya Alloy Kh/5719 menjawab

ada beberapa obat lain, antara lain
amphotericin b lipid complex (2-3 mg/kg bb 3x dalam 1 minggu selama 6-9 bulan