06 Maret 2008

PENGOBATAN VAGINAL CANDIDIASIS

PENGOBATAN VAGINAL CANDIDIASIS

Maria Andriyana NWA (KH/5702), Bagus Brahmanto Aji(KH/5730)
Yuliana Mantilia A. (KH/5738) & Maharani Asmara P. (KH/5739)


Candidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh candida. Candida bersifat invasif atau patogen bila daya tahan tubuh hospes terganggu. Salah satu yang sering terjadi adalah vaginal candidiasis (VC).

Hampir sebagian besar kasus vaginal candidiasis (VC) ter­jadi karena organisme candida yang berasal dari tu­buh si penderita itu sendiri. Jarang sekali terjadi penularan VC, semisal melalui hubungan seksual. Dalam keadaan normal, candida biasa bersarang di mulut, sa­luran gastrointestinal, dan vagina tanpa menimbulkan gejala. Ta­pi, saat terjadi ketidakseimbangan, misalnya saat keasaman va­gina berubah atau terjadi perubahan keseimbangan hormonal, candida bisa berkembang secara berlebihan sehingga menimbulkan gejala. Pada vagina, candida merupakan penyebab iritasi atau vaginitis.
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati candidiasis antara lain :

1. Flukonazol
Farmakologi Flukonazol merupakan inhibitor cytochrome P-450 sterol C-14 alpha-demethylation jamur yang sangat selektif. Selanjutnya kehilangan sterol normal berkorelasi dengan 14 alpha-methyl sterols pada jamur dan mungkin bertanggung jawab atas aktivitas fungistatik flukonazol.Secara in vitro flukonazol memperlihatkan aktivitas fungistatik terhadap Cryptococcus neoformans dan Candida spp.
Indikasi Vaginal candidiasis
Dosis & Cara Dosis tunggal 150 mg. Modifikasi dosis perlu
Pemberian dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal. Flukonazol bisa menyebabkan kerusakan hati pada kasus jarang. Fungsi hati harus dimonitor setelah beberapa hari penggunaan obat.
Kehamilan Penggunaan pada masa kehamilan dan
dan menyusui menyusui tidak direkomendasikan
Interaksi Hati-hati pada penggunaan bersama dengan oabat seperti fenintoin, siklosporin, teofilin, dan koumadin.
Efek Samping Sakit kepala, nyeri abdominal, diare, dan pu­sing. Ruam pada kulit bisa terjadi tapi jarang.
Nama dagang Diflucan

2. Itrakonazol
Farmakologi Itrakonazol merupakan antijamur sintetik triazol yang bekerja menghambat pertumbuhan sel jamur dengan menghambat sintesis ergosterol yang tergantung pada CYP450, yang merupakan komponen vital untuk membrane sel jamur. Itrakonazol efektif melawan sejumlah jamur, termasuk candida albicans.
Indikasi Vulvovaginal candidiasis
Dosis & Cara 200 mg PO 2 kali sehari selama 1 hari, atau
Pemberian 200 mg satu kali sehari selama 3 hari.
Interaksi Inhibitor potent CYP3A4; antacid bisa mengurangi absorpsi itrakonazol; edema bisa terjadi pada pemberian bersamaan dengan calcium channel blockers (misalnya amlodipine, nifedipine); meningkatkan konsentrasi plasma tacrolimus dan siklosporin saat digunakan dosis tinggi; rhabdomyolysis bisa terjadi pada pemberian bersamaan dengan HMG-CoA reductase inhibitor (lovastatin atau simvastatin); pemberian bersamaan dengan cisapride bisa menyebabkan abnormalitas irama jantung dan kematian; meningkatkan kadar digoksin; pemberian bersamaan bis ameningkatkan kadar midazolam, alprazolam, atau triazolam; fenintoin dan rifampin bisa mengurangi kadar itrakonazol.
Kontra Indikasi Hipersensitif; pemberian bersamaan dengan cisapride, alprazolam, atau triazolam
Efek Samping Mual, muntah, pusing, sakit kepala, diare, hipokalemia, peningkatan transaminase.
Nama Dagang Sporanox

3. Terkonazol
Farmakologi Terkonazol secara in vitro tampak memiliki aktivitas fungisidal melawan Candida albicans. Aktivitas antifungal juga terlihat pada jamur lain. Nilai konsenterasi hambat minimum (KHM) terkonazol terhadap sebagian besar Lactobacillus spp yang biasa dijumpai dalam vagina adalah >128 mcg/mL; oleh karena itu bakteri menguntungkan ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan.
Bagaimana modus kerja farmakologi terkonazol yang sesungguhnya masih belum pasti. Tapi diperkirakan aktivitas antifungi timbul melalui menganggu permiabilitas membrane sel jamur. Sampai saat ini belum ada laporan resistensi terhadap C. albicans.
Pemberian intravaginal terkonazol, absorpsinya berkisar 5-8% pada 3 hysterectomized subjects dan 12-16% pada 2 non-hysterectomized subject dengan tubal ligation.
Pemberian intravaginal 0,8% terconazole 40 mg sekali sehari selama 7 hari pada individu normal, konsenterasi plasma rendah dan meningkat bertahap hingga mencapai puncak (rata-rata 5,9 ng/mL atau 0,006 mcg/mL) 6,6 jam setelah pemberian.
Indikasi Sediaan krim dan supositoria diindikasikan un­tuk pengobatan lokal vulvvaginal candidiasis.
Dosis & Cara Supositoria vaginal (terconazole 80 mg)
Pemberian diberikan sekali sehari sebelum tidur selama tiga hari berturut-turut.
Krim vagina terconazole 0,4% diberikan dengan aplikator sekali sehari sebaiknya malam hari, selama 7 hari berturut-turut. Krim vagina 0,8% diberikan sekali sehari selam 3 hari berturut-turut.
Interaksi Kadar estradiol (E2) dan progesterone tidak berbeda signifikan saat krim vagina terconazole 0,8% diberikan pada wanita sehat yang menggunakan kontrasepsi oral dosis rendah.
Efek Samping Iritasi, meningkatkan sensitifitas, rasa terbakar pada vulva atau vagina, sakit kepala, nyeri saaat menstruasi, nyeri pada kemaluan wanita, nyeri pada perut dan badan, demam, dan kedinginan.
Nama Dagang Terazol
DAFTAR PUSTAKA

2 komentar:

kristina mengatakan...

kristina (kh/5776)
saya mau bertanya..
dalam jurnal anda, anda membahas mengenai pengobatan candidiasis.
obat apa yang paling efektif untuk mengobati candidiasis yang menginfeksi oral? sepengetahuan saya candidiasis yang menginfeksi oral biasa menyerang pada bayi. apakah obat yang efektif dan sedikit efek samping dari obat yang akan anda berikan kepada sipenderita baik untuk usia bayi ataupun dewasa.


tolong dijawab ya,
terima kasih ya atas perhatiannya..

Anonim mengatakan...

Saya ingin bertanya...
Dalam tulisan Anda, pengobatan candidiasis menggunakan Flukonazol tidak disarankan diberikan pada saat hamil dan menyusui. Apakah alasan dari statement tersebut? Serta bagaimanakah pengobatan candidiasis yang terbaik pada saat kondisi hamil dan menyusui?
Terima kasih atas jawaban yang Anda berikan...