06 Maret 2008

Patogenesis dan Patogenesitas Dermatophytosis

Patogenesis dan Patogenesitas Dermatophytosis

Oleh:

Titin Fitroh Nurhuda (KH/5687), Poppy Fauzia (KH/5745), Tri Rahmayanti (KH/5749), Utiya Akmalati (KH/5757) & Fatma Amanati Lazuardina (KH/5787)

Dermatophytosis merupakan masalah kesehatan masyarakat karena bersifat zoonosis. Biasanya, tertular dari hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kelinci, hamster, dan lain-lain. Karena pergaulan yang dapat terjadi akibat kontak langsung dengan hewan kesayangannya itu yang umumnya carrier.

Agen penyebab dermatophytosis anjing 70% adalah Microsporum canis, 20% oleh Microsporum gypseum, 10 % oleh Trichophyton mentagrofit.

Jamur yang berhasil melekat di kulit mungkin tidak mampu menyebabkan patologik, karena terhapus dari kulit atau tidak mampu bersaing dengan mikroorganisme yang lain. Derajad keasaman kulit juga mempengaruuhi pertumbuhan jamur. Apabila jamur dapat tumbuh di dalam keratin, pertumbuhannya bersifat mengarah ke dalam karena toksin yang dihasilkan menyebabkan jaringannya hidup, epidermis, dan dermis yang kaya pembuluh darah, berusaha melawan allergen yang berbentuk toksin tersebut sehingga terjadi radang kulit. Apabila reaksi kulit berlebihan, maka jamur tidak dapat tumbuh lagi.

Patogenesitas dermatophytosis pada hewan lebih banyak diderita oleh hewan muda daripada yang dewasa. Mungkin hal ini disebabkan oleh pH kulit yang lebih tinggi pada hewan muda, karena hewan dewasa kulitnya sudah memiliki innate immunity. Di beberapa daerah (Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya) juga ditemukan kasus ringworm pada manusia akibat memelihara ternak yang dikurung dalam suatu kandang dan kotorannya dibiarkan menumpuk sampai beberapa hari di dalam salah satu bagian ruangan rumah mereka.

Perubahan klinis dimulai dengan eritema, kemudian diikuti dengan eksudasi, panas setempat, dan terjadinya alopecia. Karena jamur tidak tahan dalam suasana radang, jamur berusaha meluas ke pinggir lesi, hingga akhirnya terbentuk lesi yang berupa lesi yang bulat atau sirkuler berwarna coklat kekuningan, dengan bagian tengahnya mengalami kesembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Dharmojo. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia) 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

anonim. 2000. http://kucingkita.com/images/articles/ringwormic.jpg

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dermatophytosis salah satunya disebabkan microsporum canis.M.Canis menyebabkan kerions(bentukan vesikula
di sekitar lesi).Tolong jelaskan bgmn
proses terbentuknya kerions?Trim's