13 Maret 2008

COCCIDIOMYCOSIS

COCCIDIOMYCOSIS

Oleh :

Rima Eka Sari EKH/434, Vatricia Aris EKH/464, Murniati EKH/473, Dewi Murni EKH/474, Rozaliana Rizal EKH/478


Sejarah

Kasus koksidiomikosis ditemukan pertama kali oleh Posadas dan Wernicke pada tahun 1892 di Argentina. Dikson dan Gifford (1938) mengumumkan bahwa penyakit ini endemis di daerah San Joaquin Valley dan merupakan penyakit pernapasan yang cara infeksinya karena inhalasi spora C. immitis. Sindrom penyakit disebut San Joaquin Valley Fever.


coccidioidomycosis_face.gif


Penyebab

Penyebabnya adalah Coccidioides immitis, suatu jamur dimorfik yang terdapat di alam bebas.


Distribusi Geografik

Daerah endemik koksidiomikosis terdapat di benua Amerika dan pernah dilaporkan di Australia. Di Indonesia belum pernah ditemukan.

Morfologi

C. immitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan dalam biakkan suhu kamar C.immitis membentuk koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk artrospora dan mengalami fragmentasi. Artrospora ini ringan dan mudah terbawa oleh angin dan terhirup ke dalam paru. Pada suhu 37 C, C. immitis membentuk koloni yang terdiri dari sferul yang berisi endospora.

Patologi dan Gejala Klinis

Manusia mendapatkan infeksi dengan inhalasi spora. penyakit ini dikenal dalam dua bentuk yaitu koksidiomikosis primer dan koksidiomikosis progresif. Koksidiomokosis primer biasanya mengenai paru dengan gejala menyerupai infeksi paru oleh organisme lain. Sebagian besar tanpa menimbulkan gejala dengan gejala ringan atau sembuh sendiri. Pada infeksi berikutnya dapat timbul eritema nodosum atau eritema multiforme. Koksidiomikosis progresif adalah penyakit yang bila tidak diobati berlangsung fatal. Hanya sebagian kecil dari koksidiomikosis primer yang menjadi progresif yang dapat menyebar ke otak, kulit atau organ lain. Penyakit primer yang menjadi progresif lebih banyak terjadi pada orang kulit berwarna daripada orang kulit putih.

Diagnosis

Untuk membuat diagnosis penyakit ini diperiksa dengan bahan dahak, cairan serebrospinal, nanah atau jaringan biopsi. Pada sediaan langsung dengan larutan KOH 10%, jamur tampak sebagai sferul dengan dinding jelas dan berisi endospora. Bila sferul pecah, endospora keluar dan di jaringan tumbuh menjadi sferul baru.

Pemeriksaan histopatologik jaringan yang dipulas dengan HE menunjukkan adanya sferul di jaringan dalam berbagai stadium, dalam sarang peradangan atau abses. Sferul yang matang mempunyai dinding yang jelas, berukuran 20-200 mikron dan berisi endospora berukuran 2-5 mikron. Dalam biakkan medium agar saboraud suhu kamar tumbuh koloni filamen. Hifa membentuk artrospora yang mudah mengalami fragmentasi.

Bahan klinis dapat disuntikkan ke dalam rongga peritoneum binatang percobaaan. Pada binatang percobaan ini mudah menjadi koksidiomikosis progresif.. Pemeriksaan serologi dengan reaksi presipitin dan reaksi ikat komplemen penting untuk menyokong diagnosis.

Pengobatan

Koksidiomikosis primer kebanyakan dapat sembuh sendiri. Pada koksidiomikosis progresif pengobatan diberikan dengan amfoterisin B secara intravena, pemberian ketokonazol dan derivat azol lain.


Prognosis

Prognosis koksidiomikosis primer baik sedangkan progresif buruk bila keadaan telah lanjut. Parameter jumlah eosinofil penting untuk menentukan prognosis. Bila jumlah eosinofil terus meningkat, maka prognosis buruk.

Epidemiologi

Jamurnya terdapat di tanah dan manusia mendapatkan infeksi pada musim panas dan musim gugur. Di daerah endemi infeksi terjadi dengan menghirup debu yang mengandung spora. penyakit ini tidak ditularkan dari orang ke orang lain. Pencegahan infeksi dengan menghindari daerah yang diketahui mengandung jamur tersebut dan menggunakan pelindung.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.histopathology-india.net/Cocci.htm

http://rds.yahoo.com/_ylt=A9G_bI.sBNJH_mkA7yqjzbkF/SIG=12cnnpbe6/EXP=1205032492/**http%3A//eregimens.com/regimens/Antifungal%2520General.htm

Gandahusada. dkk. 2004. Parasitologi Kedokteran. Gaya Baru. Jakarta.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam, saya Arysthia EKH/440

saya ingin bertanya bagaimana cara membedakan koksidiosis primer dengan gejala batuk karena virus?
hal ini mungkin akan berguna dalam pencegahan dini.
terima kasih..

Anonim mengatakan...

Fajar BL KH/5639

saya pernah membaca kalo infeksi Coccidia pd sapi mirip dengan penyakit tuberkulosis...
yg ingin saya tanyakan, bagaimana cara mengidentifikasi klo itu penyakit yg disebabkan oleh Coccidia?? dan bagaimana cara membedakanNya dengan tuberkulosis??

trima kasih

Anonim mengatakan...

saya akan membantu menjawab pertanyaan Fajar BL.Memang penyakit ini hampir sama dengan tuberkulosis,untuk identifikasi penyakit ini ditandai dengan nodul-nodul atau granuloma serta lesi kasar dan biasanya terlihat dalam simpul limfe brochialis dan mediastinal darah kurang.Untuk membedakan mgkin perlu dilakukan biopsi kmdian pemeriksaan lab.Trim's